![]() |
Golden Wing Personil : Carel Simon (violin, vocals), Peter Kenn (guitar, 1969-76), Sandi Prabu (bass, flute, 1969-76), Soleh (drums, vocals, 1969-72), Freddy (piano, vocals, 1969-72), Adhimantra (piano, vocals, 1972-?), Victor Ekki (drums, vocals, 1972-?) Foto : dennysakrie63.wordpress.com |
Di era tahun 1960-an tidak banyak dikenal
kelompok musik di Indonesia yang merekam lagu-lagu mereka sendiri dan
me-release album-nya ke tengah khalayak. Sebagian besar kelompok musik pada
waktu itu hanya menjadi kelompok musik pengiring para penyanyi tunggal, pada
masa ini dikenal nama-nama kelompok musik seperti Zaenal Combo, Arulan, Empat
Nada, Panca Nada, Eka Sapta dan sebagainya. Masa ini memang masa keemasan para
penyanyi tunggal. Memang ada sedikit perkecualian, yakni pada kelompok musik
Koes Bersaudara dan Eka Sapta (yang merekam lagu-lagu tanpa
syair/instrumentalia).
![]() |
Album Golden Wing Mutiara Palembang (1974) Foto : http://rateyourmusic.com/ |
Pada masa
itu, di kota Palembang tidak banyak kelompok musik yang eksis. Maklum,
mendirikan band bukan perkara mudah, untuk ini diperlukan biaya yang mahal —
khususnya untuk membeli peralatan musik. Apalagi di Palembang tidak ada tempat
untuk menyewa peralatan band, seperti yang dapat ditemui di kota-kota besar di
pulau Jawa. Pada pertengahan tahun 1960-an, di Palembang dikenal tiga kelompok
musik yang bagus dan memiliki peralatan yang cukup mewah untuk ukuran waktu
itu, yakni Kerangga Combo, Octarina dan
Rheniara. Ketiga kelompok musik ini sudah menggunakan peralatan musik dan sound
system merk Fender dan Hofner.
Memasuki
paruh kedua tahun 1960-an mulai bermunculan kelompok-kelompok musik elit
pesaing Kerangga Combo, Octarina dan Rheniara. Perusahaan pelayaran PT. Pelni
mendirikan kelompok musik yang diberi nama Nada Samudra dan Pertamina
mendirikan kelompok musik yang bernama Kuda Laut. Karena dicukongi oleh dua
perusahaan besar, tidak heran apabila kedua kelompok musik ini memiliki
peralatan yang mewah. Tapi sama halnya di tempat-tempat lain, kelompok-kelompok
musik Palembang ini hanya eksis sebagai band pengiring para penyanyi solo.
Mereka tidak pernah merekam dan merilis album sendiri, meskipun mereka juga
punya stock lagu-lagu ciptaan sendiri.
![]() |
Album Senyum Harapan (1975) foto : madrotter-treasure-hunt |
Di bawah
bayang-bayang kelompok-kelompok musik elit di atas, di Palembang pada tahun
1960-an juga tumbuh banyak kelompok musik lapis kedua dan ketiga.
Kelompok-kelompok musik kelas ini, kebanyakan menggunakan peralatan musik yang
lebih rendah mutunya, yakni peralatan musik buatan dalam negeri atau paling
banter buatan Jepang. Salah satu kelompok musik yang kemudian menjadi embryo
kelompok musik besar di Palembang adalah kelompok musik Black Stones yang
bermarkas di Lorong Batu Item, jalan Kapten A. Rivai Palembang. Black Stones
ini di awaki antara lain oleh : Fit Kien (lead guitar); Bakar (Bass Guitar);
Karel Cassidy (rhythm guitar), dan Ismet Soewondo (lead vocal).
Pada waktu
yang hampir bersamaan, sekitar tahun 1968, Batalyon Zipur (Zeni Tempur)
Palembang juga menyediakan peralatan band buatan dalam negeri dan merekrut
beberapa pemain Black Stones untuk mendirikan kelompok musik yang diberi nama
Band Pionir. Pemain band Pionir ini terdiri antara lain : Fit Kien (Gitar
Utama); Bakar (gitar bass); Karel Cassidy (gitar pengiring dan vokal);
Musiardanis/Ferdinand Tuyu (drums), dan Ismet Soewondo (lead vocal). Selain
dari menyediakan peralatan musik, Yon Zipur Palembang (yang waktu itu dikomandani
oleh Mayor Rustandi) juga menyediakan peralatan radio siaran, yang mengudara
dengan nama Suara Pramuka.
Pada akhir
tahun 1970 kelompok band Pionir ini bubar karena sebagian besar personilnya
memilih untuk melanjutkan pendidikan, misalnya : Musiardanis pindah ke Yogya;
Ferdinand Tuyu pindah ke Jakarta, dan Ismet Soewondo lebih mengutamakan
kuliahnya di Fakultas Tehnik Unsri. Ketiga anggota lainnya (Fit Kien, Karel dan
Bakar) tetap bertahan di Band Black Stones. Namun hal ini tidak lama, sebuah pabrik
kecap di Palembang, yakni pabrik kecap Tong Hong, membeli peralatan musik dan
merekrut Fit Kien dan Karel Cassidy. Era kelompok musik Golden Wing dimulai
dari saat ini.
Band Golden
Wing Palembang generasi pertama ini masih berbau band pengiring, era rekaman
lagu kelompok-kelompok musik belum lagi dimulai. Golden Wing generasi pertama
diawaki oleh pemain-pemain antara lain : Fit Kien (kemudian berganti nama
menjadi Piter Kenn) pada lead guitar; Kun Lung (Bass Guitar); Tarno (drums),
dan Karel Cassidy (kemudian berganti nama menjadi Karel Simon) bertugas sebagai
pemain gitar pengiring dan penyanyi utama.
Sekitar tahun
1972 atau 1973 personil Golden Wing mengalami perombakan, beberapa pemain
diganti dan awak band ini menjadi terdiri dari : Piter Kenn; Kun Lung (ganti
nama menjadi Iksan); Carel Simon; Dedi Mantra (keyboard), dan Victor Eky
(drums). Pada tahun 1973, kelompok-kelompok musik mulai merekam lagu-lagu
mereka sendiri. Kita tentu ingat, mulai tahun ini bermunculan band-band tenar
dengan lagu-lagu mereka sendiri, seperti : Rollies; Rhapsodia; Aka; Mercy’s;
Panbers; Band Bentoel; Favourites Group, dan sebagainya.
Pada tahun
1974, Golden Wing Palembang meluncurkan album pertama mereka yang diberi label
Mutiara Palembang. Beberapa lagu dalam album ini menjadi hit, antara lain lagu
: Mutiara Palembang; Di Mana; Give Me, dan Hanny. Pada tahun 1975, Golden Wing
meluncurkan sebuah album yang berisikan lagu-lagu pop melayu. Dalam album ini
mulai dinyanyikan sebuah lagu pop daerah Sumsel yang diracik secara apik
berjudul Sebambangan. Pada album ini, awak Golden Wing sudah dengan formasi
baru, yakni : Piter Kenn pada gitar utama; Areng Widodo (berasal dari Yogya)
pada bass; Carel Simon/lead vocal; Dedi Mantra (keyboard), dan seorang pemain
drum baru. Album pop melayu ini boleh dikatakan merupakan album terakhir Golden
Wing, karena setelah itu Carel Simon bersama-sama dengan isterinya, Hera
Sofyan, dan S. Tarno mendirikan kelompok musik No Wing, yang mengkhususkan diri
merekam lagu-lagu pop daerah Sumbagsel.
Download lagu Golden Wing : palembang di waktu malam.
Sumber tulisan : H.
Musiardanis di palembangkito.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar